Ya Allah berilah hamba-Mu kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.
Doa ini merupakan doa yang paling sering dibaca oleh umat Islam, hampir pada setiap hari khusunya selesai sholat, namun sayang dalam prakteknya masih banyak umat Islam jauh dari kebaikan dunia. Secara logika jika kebaikan dunia saja tidak terpenuhi apalagi kebaikan akhirat, tentu menjadi sulit untuk diharapkan. Bukankan setiap kejadian di akhirat merupakan represaentasi dari amal perbuatan kita di dunia? Sudahkah hidup kita di dunia sesuai tuntunan dari Sang Maha Pengatur? Jika belum, tentu di akhirat kelak, kita dalam keadaan tidak beruntung.
Tidak tercapainya kebaikan dunia berarti pemahaman beragama umat Islam masih di pertanyakan, jangan-jangan masih banyak pemahaman dalam melaksanakan ketentuan Islam tidak sesuai dengan ajaran Islam yang telah dicontohkan Nabi Muhamad SAW dan rasul-rasul terdahulu. Atau bisa jadi terjadi bias atau penyimpangan dalam setiap periode yang mengakibatkan penyimpangan yang jauh pada periode sekarang. Padahal setiap ajaran Allah dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW tidak mengalami perubahan yang ada adalah penyempurnaan, maka dalam melaksanakan ajaran agama harus sesuai dengan prinsip yang telah diajarkan rasul-rasul Allah tersebut.
Kebaikan dunia berarti bahwa apa yang kita lakukan di dunia mempunyai nilai sesuai aturan Tuhan serta mempunyai efek yang baik terhadap orang lain dan lingkungan yang tempatinya. Sedangkan dunia sendiri adalah apa yang kita hadapi saat ini dan bersifat sementara, namun tiap langkah yang dilalui sangat berpengaruh kepada masa depan dan keadaan kita di akhirat.
Kebaikan di dunia diraih dengan kerja keras, tidak dengan ongkang-ongkang kaki atau duduk dipojok mesjid berdoa meminta kebaikan, sementara tidak ada usaha yang di lakukan menuju pada kebaikan itu. Oleh karenanya umat Islam seharusnya bergiat diri secara seimbang mengaktualkan ibadah ritual menjadi actual dalam kehidupan sehari-hari.
Mencari kebaikan dunia diantaranya adalah mencari ilmu sehingga bisa diamalkan , mencari harta yang baik sehingga bisa infak, zakat dan sodaqoh, berjuang dan berkorban dijalan Allah untuk kepentingan umat manusia, membebaskan manusia dari perbudakan atas manusia (melanggar HAM), merancang kebaikan untuk masa depan dalam berbagai bidang, menjaga diri dari segala kedzaliman dan fitnah, dan sebagainya. Sedangkan kebaikan akhirat artinya hasil dari amal sholeh yang kita lakukan di dunia, yang berpengaruh pada kehidupan pada masa yang akan datang dan bersifat kekal. Untuk mendapatkan kebaikan pada kehidupan masa depan dibutuhkan perencanaan yang matang sehingga kehidupan kita tertata sesuai aturan Tuhan Maha Pencipta. Kehidupan yang tertata sesuai aturan Tuhan tentu merupakan jaminan kehidupan yang lebih baik setelah kita meninggal dunia (akhirat).
Ibadah kepada Allah dengan cara berdoa seharian di mesjid tidak sesuai dengan apa yang dicontohkan para rosul terdahulu. Para rosul sebagai utusan Tuhan sekligus muslim (orang yang berserah diri) selalu aktif, bergerak kesetiap penjuru bumi untuk menyampaikan risalah-Nya. Perjuangan tidak kenal lelah para rosul menunjukan contoh perjuangan yang dapat diterapkan pada masa sekarang, dan sudah terbukti berhasil dengan memperoleh kemenangan misalnya saja Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Muhammad.
Risalah Tuhan yang disampaikan tidak hanya masalah ibadah ritual semata tapi yang paling dominan justru tuntunan atau aturan menata kehidupan agar manusia selamat dalam menjalani hidupnya, baik secara individu maupun kolektif.
Oleh karena Allah telah memberi tuntunan atau aturan, maka sudah seharusnya manusia khususnya umat Islam melaksanakan aturan tersebut dengan khusyu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar