12 Mei 2009

Perilaku Hidup Sehat di Jabar

Perilaku Hidup Sehat di Jabar Rendah Angkanya di Bawah Standar Nasional

BANDUNG, (PR).-

Jawa Barat menempati urutan terendah peringkat provinsi yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Pulau Jawa. Prevalensi PHBS Jabar sebesar 37,4%, di bawah standar nasional yang mencapai 38,7%.

"Peringkat Jabar di Pulau Jawa dibandingkan dengan provinsi lain memang terendah pada capaian PHBS. Bahkan, angkanya masih selisih sedikit dengan standar nasional," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat dr. Hanny Ronosulistyo Sp.O.G.(K), ketika ditemui di kantor Dinkes Jabar Jln. Terusan Dr. Pasteur, Rabu (17/12).

Secara nasional, hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Departemen Kesehatan mengungkapkan peringkat tertinggi provinsi dengan prevalensi PHBS yaitu DI Yogyakarta (58,2%), sedangkan posisi terendah diduduki Papua (24,4%).

PHBS menjadi salah satu program unggulan visi promosi kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004 yaitu "Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS) 2010". Hal yang harus dipenuhi, di antaranya rumah tangga di masyarakat Indonesia sudah melaksanakan PHBS dengan menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya. Terutama, bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, menanggulangi, memanfaatkan pelayanan kesehatan, mengembangkan, dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.

Menurut Hanny, menghitung perilaku tidak bisa dilakukan berdasarkan hitung-hitungan logaritma. "Semua kembali kepada kesadaran masyarakat sebagai subjek yang mau melaksanakannya. Berbagai program sudah digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau menerapkan PHBS. Mudah-mudahan tahun depan ada peningkatan," ujarnya.

Persentase penilaian

Rumah sebagai tempat tinggal harus menjadi prioritas program PHBS. Selain itu, PHBS telah menjadi salah satu tolok ukur sejauh mana tingkat keberhasilan kelurahan dalam mewujudkan lingkungan yang bersih. Capaian Jabar untuk rumah tangga sehat baru mencakup 32,43%.

Sebanyak 97% penduduk usia 1o tahun ke atas kurang makan buah dan sayur. Perilaku buang air besar yang benar sudah dianut 77,5% penduduk Jabar. Namun, perilaku cuci tangan pakai sabun baru dilakukan 40,7% penduduk. Sebaran akses air bersih di perkotaan baru mencapai 39,8%, sedangkan di perdesaan mencapai 49,1%.

Selain itu, yang perlu diperhatikan yaitu perilaku merokok di Jabar (26,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan standar nasional (23,7%). Daerah dengan persentase perokok tertinggi di Jabar yaitu Kab. Cianjur (31,1%) dan Kab. Ciamis (31,1%).

"Yang perlu diperbaiki, tidak hanya soal perilaku tapi juga penataan infrastruktur untuk menunjang kesehatan lingkungan. "Untuk itu, perlu koordinasi dengan instansi terkait. Pemprov Jabar tidak bisa langsung memberikan bantuan dalam bentuk dana kepada masyarakat karena riskan penyelewengan. Oleh karena itu perlu peran pemerintah daerah untuk menyalurkannya," ujar Hanny.

Untuk memperbaiki peringkat, Dinkes Jabar menargetkan pemberdayaan sekolah sebagai pranata awal pendidikan PHBS kepada para siswa. "Pendidikan kesehatan sejak dini menjadi lebih efektif daripada merubah perilaku masyarakat dewasa," katanya.

Selain itu, Dinkes Jabar berencana menyebarkan 1.000 billboard kampanye kesehatan di seluruh Jabar. "Penempatan billboard tersebut juga diikuti dengan pelatihan dan sosialisasi PHBS ke masyarakat. Diharapkan, gaung PHBS menempel dalam ingatan mereka sehingga mau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya. (A-158)***